Tuesday, May 15, 2012

Every Being is Under Authority

USA vs UK

Beberapa hari yang lalu saya menonton sebuah acara reality show pencarian Top Model di Amerika (yeah I bet you know what the title is), tapi yang bikin menarik, edisi kali itu dikorporasikan dengan model-model dari UK sehingga nama acaranya diembel-embeli dengan kata "British Invasion". Oww, I always love this kind of reality show.

Sedang sibuk membabat habis makan malam saya sambil memanjakan kuping dengan aksen Bre'-ish (baca saja begitu) yang lalu lalang, model-model cakep tampak seru berdebat. Di edisi kali itu, mereka juga diajarin untuk menjadi pelaku bisnis di dunia fashion. Mereka ditantang buat merancang sendiri konsep photoshoot, membelanjakan uang dengan bijaksana, serta menggunakan waktu dengan sebaik mungkin. Di situ saya berpikir, wew, seru juga ya, dan makin serius menyimak.

Mereka melakukan photo shoot untuk suatu situs fashion online store dari Inggris, team USA versus team UK. Yang satu mengeksekusi tema Punk Love, satunya 60's Mod. Semua berambisi untuk memberikan yang terbaik, walaupun ada yang enggak berhasil. Sebagai audience, menurut saya yang mereka lakukan itu udah oke banget. Semuanya kreatif dan punya team work yang oke.

Tiba waktunya untuk penjurian. Satu persatu model dikasih kritikan yang membangun. Ada yang dibilang pemimpin yang nggak becus, dibilang salah pilih foto, dikata-katain fotonya nggak menarik sama sekali, dan lain sebagaimana adanya penjurian. It is easy to be the one who watches, rather than the one who hears all those shits throwing to them faces. It's not that harsh, though.

Sampe satu model yang tadinya paling saya jagokan dari Inggris (mulai dari sini kita sebut saja dia si kece), yang emang paling bermasalah sejak zaman makeover, menghadap juri dan mulai menerima kritikan.

"I think in this picture you look like you're mean," ujar salah satu juri. Seketika juga muka si kece berubah drastis and the rest are nuts moments.

Salah satu Publisis (atau istilah Indo-nya Humas) kenamaan di dunia fashion yang jadi juri, yang emang judes mampus, bilang kalau si kece was so rude to her during the shoot. Merasa nggak terima dan teraniaya, si kece langsung tereak, NO! Yang rude itu eloo! Tingkah dia sukses bikin semua juri terpana.

"I think you really have issues with authority," kata juri utama dari kompetisi ini. "See, she is A PUBLICIST, and you are A MODEL, there's hierarchy here." Si kece yang nggak terima, mulai ngeluarin kata-kata makian and lashes out of the room, begging to be sent home.


Dari situ saya cukup lama termenung sih. Beberapa bulan terakhir saya belajar tentang tunduk pada otoritas, mostly I learn from Saturday sermons. Otoritas adalah orang yang ditunjuk Tuhan untuk jadi pemimpin, dan ditunjuknya seseorang tersebut tidak ada hubungan dengan sifat atau sikap apa yang orang tersebut miliki. Jadi mau orang yang jadi pemimpin itu kasar, korup, ataupun tidak tau terima kasih, we really have no choice but to obey.

Di sini, si kece memang pantes merasa kesal, karena dia sudah berusaha yang terbaik, tapi si publisis yang sensi tetap ngga menghargai hasil kerja dia. Tapi gimanapun, as the main judge said, ada hierarki yang berlaku. Suka atau ngga suka, kita harus tunduk pada otoritas.

Untuk bisa dipercaya menjadi pemimpin, terlebih dulu ada otoritas-otoritas yang Tuhan sediakan untuk kita belajar tunduk dan dilatih menjadi rendah hati. Salah si kece, dia tidak rendah hati dan tidak mau menerima didikan yang benar (bebal).

Tunduk Otoritas itu (Nggak) Susah

Susah-susah gampang sih kalo menurut saya. Konsep mikirnya disederhanakan saja. Tuhan menciptakan kita agar kita serupa dan segambar dengan Dia, untuk itu ada Roh Kudus yang diturunkan untuk membentuk kita, tinggal di dalam kita. Ia ada di dalam kita.

Kalau memang pribadi-Nya ada di dalam kita, sudah seharusnya kita mewarisi sifat-sifat ilahi-Nya dong? Salah satunya, ya itu tadi. Tunduk pada otoritas. Yesus sendiripun tunduk pada otoritas, terbukti dengan taat sampai mati.

Jadi Gimana Dong?

Matikan keinginan kita untuk melawan otoritas. Itu yang saya pelajari hari-hari ini. Sadar diri, dong! Siapa sih kita di dunia ini? Bukan siapa-siapa kalo kita nggak punya Tuhan. Jadi apakah pantas kita melawan siapapun itu yang Tuhan taro untuk jadi pemimpin atas kita? Not at all. No excuse whatsoever, mau sebrengsek apapun pemimipin kita, cuma taat satu-satunya jalan agar kita berkenan.

Seandainya aja si kece tadi mau ngedengerin, si publisis tadi sebetulnya baru akan memuji hasil fotonya, yang ternyata salah satu dari delapan foto terbaik. See? Condescending the authority only will lead us to defeat after defeat.

Foto yang tadinya bakal dipuji setelah performanya dikritik habis-habisan

"Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu...Sama seperti Anak Manusia datang bkan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan untuk memberika nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak  orang" (Matius 20:26B+28)


"Sebab orang yang tak berpengalaman akan dibunuh oleh keenganannya, dan orang bebal akan dibinisakan oleh kelalaiannya" (Amsal 1:32)


No comments:

Post a Comment